Wednesday, November 4, 2015

Khasiat Kecombrang (Etlingera elatior)

Salam sejahtera semuanya.

Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan sedikit informasi mengenai tanaman Etlingera elatior atau kecombrang. Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah yakni siantan (Malaya), kincung (Medan), kincuang dan sambuang (Minangkabau) serta Orang Thai menyebutnya kaalaa. Di Bali tanaman ini disebut kecicang sedangkan batangnya yang muda disebut bongkot dan keduanya bisa dipakai sebagai sambal matah. Mari kita baca penjelasannya di bawah ini.
1.      Klasifikasi Kecombrang Etlingera elatior
Regnum                 : Plantae
Divisio                   : Spermatophyta
Subdivisio             : Angiospermae
Classis                   : Dicotyledoneae
Ordo                      : Zingiberales
Familia                  : Zingiberaceae
Genus                    : Etlingera
            Species                  : Etlingera elatior  
     2.      Deskripsi Tanaman Kecombrang (Etlingera elatior)
Kecombrang ini memiliki bunga berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas dengan tinggi yang dapat mencapai 5 meter.

Batangnya adalah batang semu, bulat gilig, dan membesar di pangkalnya; arah tumbuh tegak, tumbuh berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah.
Rimpang kecombrang tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika masih muda. Daunnya 15 - 30 helai dan tersusun dalam dua baris, berseling di batang semu; helaian daunnya jorong lonjong, 20 - 90 cm × 10 - 20 cm, dengan pangkalnya yang membulat atau bentuk jantung, tepinya bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul (tanpa rambut), namun memiliki bintik-bintik halus dan rapat, warnanya hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.
Bunganya dalam karangan yang berbentuk seperti gasing, bertangkai panjang 0,5-2,5 m × 1,5-2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7-18 cm × 1-7 cm, merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika mekar. Kelopaknya berbentuk tabung, panjang 3 - 3,5 cm, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm. Labellum serupa sudip, sekitar 4 cm panjangnya, merah terang dengan tepian putih atau kuning
Buahnya berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10 - 20 cm; masing-masing butir 2-2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Berbiji banyak, warnanya coklat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau kemerahan yang berasa masam.
3.      Manfaat Kecombrang
Kecombrang terutama dijadikan sebagai bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di Nusantara. Di Jawa Barat, kuntum dari bunga ini sering dijadikan lalapan atau direbus lalu dimakan bersama sambal. Kecombrang yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari pecel di daerah Banyuma. Dan masih banyak lagi masakan lainnya.
Selain sebagai bumbu masak, ternyata kandungan gizi atau nutrisi pada bunga kecombrang ini sangat banyak sekali. Kandungan gizi kecombrang tersebut diantaranya yakni: Air, Fosfor, Karbohidrat, Kalium, Protein, Kalsium, Lemak, Seng dan juga Zat Besi.
Tunas dari tanaman ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit panas dalam dengan cara dipanggang atau dibakar lalu dikonsumsi isinya.
Kecombrang juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua cara yakni menggosokkan langsung batang semu kecombrang ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun kecombrang hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Kecombrang ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk sakit campak.

2 comments:

Designed By