Pada kesempatan kali ini
kami akan memberikan sedikit informasi mengenai tanaman Etlingera elatior atau kecombrang.
Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah yakni siantan (Malaya), kincung
(Medan), kincuang dan sambuang (Minangkabau) serta Orang Thai menyebutnya
kaalaa. Di Bali tanaman ini disebut kecicang sedangkan batangnya
yang muda disebut bongkot dan keduanya bisa dipakai sebagai sambal matah.
Mari kita baca penjelasannya di bawah ini.
1. Klasifikasi Kecombrang Etlingera elatior
Regnum :
Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Subdivisio :
Angiospermae
Classis :
Dicotyledoneae
Ordo :
Zingiberales
Familia :
Zingiberaceae
Genus : Etlingera
Species :
Etlingera elatior
2. Deskripsi Tanaman Kecombrang (Etlingera elatior)
Kecombrang ini memiliki
bunga berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika
batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas dengan tinggi
yang dapat mencapai 5 meter.
Batangnya adalah batang
semu, bulat gilig, dan membesar di pangkalnya; arah tumbuh tegak, tumbuh berdekat-dekatan,
membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah.
Rimpang kecombrang
tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika masih muda. Daunnya 15 - 30 helai dan
tersusun dalam dua baris, berseling di batang semu; helaian daunnya jorong
lonjong, 20 - 90 cm × 10 - 20 cm, dengan pangkalnya yang membulat atau bentuk
jantung, tepinya bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul (tanpa
rambut), namun memiliki bintik-bintik halus dan rapat, warnanya hijau
mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.
Bunganya dalam karangan
yang berbentuk seperti gasing, bertangkai panjang 0,5-2,5 m × 1,5-2,5 cm,
dengan daun pelindung bentuk jorong, 7-18 cm × 1-7 cm, merah jambu hingga merah
terang, berdaging, melengkung membalik jika mekar. Kelopaknya berbentuk tabung,
panjang 3 - 3,5 cm, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, merah jambu,
hingga 4 cm. Labellum serupa sudip, sekitar 4 cm panjangnya, merah
terang dengan tepian putih atau kuning
Buahnya berjejalan
dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10 - 20 cm; masing-masing butir 2-2,5 cm
besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika
masak. Berbiji banyak, warnanya coklat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus)
putih bening atau kemerahan yang berasa masam.
3. Manfaat Kecombrang
Kecombrang terutama
dijadikan sebagai bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di
Nusantara. Di Jawa Barat, kuntum dari bunga ini sering dijadikan lalapan atau
direbus lalu dimakan bersama sambal. Kecombrang yang dikukus juga kerap
dijadikan bagian dari pecel di daerah Banyuma. Dan masih banyak lagi masakan
lainnya.
Selain sebagai bumbu masak, ternyata kandungan gizi
atau nutrisi pada bunga kecombrang ini sangat banyak sekali. Kandungan gizi
kecombrang tersebut diantaranya yakni: Air, Fosfor, Karbohidrat, Kalium,
Protein, Kalsium, Lemak, Seng dan juga Zat Besi.
Tunas dari tanaman ini
dipercaya dapat menyembuhkan penyakit panas dalam dengan cara dipanggang atau
dibakar lalu dikonsumsi isinya.
Kecombrang juga dapat
dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua cara yakni menggosokkan langsung batang
semu kecombrang ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun
kecombrang hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai
sabun. Kecombrang ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang
berhubungan dengan kulit, termasuk sakit campak.
like it
ReplyDelete:)
Terima kasih atas kunjungannya.
Delete