Khasiat Kecipir
(Psophocarpus tetragonolobus L.)
Nama latin
: Psophocarpus tetragonolobus
L.
Nama
daerah : Kecipir
|
Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Classis
: Monocotyledoneae
Ordo
: Fabales
Familia
: Fabaceae
Genus
: Psophocarpus
Spesies
: P. tetragonolobus
L.
|
Salam sejahtera semuanya, kali ini
kami akan memberikan sedikit informasi mengenai tanaman Psophocarpus
tetragonolobus. Tanaman ini biasa
disebut orang dengan nama kecipir. Untuk lebih mengetahui tentang khasiat dari
tanaman ini, mari kita baca penjelasannya di bawah ini.
Deskripsi
Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.)
Tanaman ini tumbuh merambat, membelit
atau memanjat, membentuk semak yang menahun. Dalam pembudidayaannya biasanya
diberi penyangga, namun jika dibiarkan begitu saja maka akan menutupi permukaan
tanah. Batangnya berbentuk silindris, beruas-ruas, jarang yang mengayu, tumbuh
dapat hingga 4 meter panjangnya. Akarnya banyak, dengan akar samping yang
panjang, menjalar datar dekat dengan permukaan tanah, sebagian di antaranya
menebal dan membentuk umbi.
Kecipir
merupakan tanaman yang pada umumnya diambil polong muda dan pucuknya untuk dimanfaatkan
sebagai bahan utama sayuran. Kecipir dalam bahasa latin disebut Psophocarpus
tetragonolobus, di setiap wilayah indonesia kecipir memiliki nama
berbeda-beda yakni cipir, kecipir, cicipir (sebutan dalam bahasa Jawa), kacang
belingbing atau kacang botol (Minang Kabau dan Pantai Barat Sumatra), jaad (Sunda),
kelongkang (Bali), biraro (Ternate dan Manado), kacang embing (Palembang),
kacang botol, kacang botor dan kacang kumbotor (Bahasa Melayu Pontianak). Dalam
bahasa Inggris disebut pula sebagai Winged pea, Winged bean, Goa bean dan
Asparagus pea.
Penyebaran
Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.)
Daerah penyebaran kecipir ini meliputi
Afrika Timur, India, Sri Lanka, Thailand, Indo-China, Malaysia, Pilipina, Indonesia,
Papua Nugini, hingga beberapa kepulauan di Pasifik. Tumbuh mulai di daerah
dataran rendah hingga ketinggian sampai 2000 mdpl.
Manfaat
Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.)
Ekstrak dari daun
kecipir ini pada masa lalu digunakan sebagai pengobat mata yang membengkak dan
sakit pada telinga. Pembengkakan
pada mata harus dihindarkan sejak awal, mata merupakan alat keseimbangan yang
paling utama. Kesehatan mata harus selalu dijaga dengan asupan gizi dan vitamin
yang cukup untuk mencegah serangan dari radikal bebas. Pembengkakan mata pada
jaman dahulu dapat diobati dengan ekstrak daun kecipir.
Daun kecipir yang diremas dan dicampur dengan adas pulasari dapat digunakan sebagai obat bisul. Bisul ini berbentuk benjolan dan di dalamnya terdapat nanah. Bagian tepi kulit berwarna merah memar. Sejak jaman dahulu kala kecipir dipercaya sebagai obat untuk menyembuhkan bisul terutama pada daunnya. Daun kecipir memiliki kandungan kadar kalsium tertinggi dan juga mengandung flavonoid, saponin, tanin serta vitamin c sehingga sangat manjur untuk pengobatan. Bisul dapat diobati dengan cara alami yaitu dengan menggunakan daun kecipir. Cara pembuatannya cukup mudah yaitu dengan menyiapkan 10 lembar daun kecipir yang masih segar kemudian dicuci dengan air bersih, haluskan daun kecipir yang sudah dicuci bersih tersebut dan tambahkan sedikit adas pulasari, kemudian oleskan kebagian yang sakit setelah itu balut dengan perban atau kain bersih. Hasil ramuan hanya untuk sekali pakai jika mau mengulang harus membuat yang baru lagi. Pengobatan sehari 2 kali pagi dan sore hari.
Kecipir
kaya akan nutrisi dan sangat cocok dikonsumsi setiap saat oleh ibu yang sedang
hamil dan orang sakit atau pun orang yang setelah menjalani operasi untuk
membantu proses penyembuhan.
Menurut
Data Nutrisi USDA, pada biji kecipir yang
telah tua dan belum dimasak, setiap perseratus gramnya mengandung banyak
nutrisi, diantaranya yaitu :
Energi
409 kkal (1,711 kJ), Serat Pangan 25.9 gram, Karbohidrat 41.7 gram, Lemak,
meliputi Lemak tak jenuh 2.3 gram , Lemak tak jenuh tunggal 6 gram, Lemak tak
jenuh majemuk 4.3 gram, serta Protein 29.65 gram, Vitamin B1 (Thiamin) 1.03 mg
(79%), Vitamin B2 (Riboflavin) 0.45 mg (30%), Vitamin B3 (Niacin) 3.09 mg
(21%), Vitamin B5 (Asam Pantothenat) 0.795 mg (16%), Vitamin B6 0.175 mg (13%),
Vitamin B9 (Folat) 45 μg (11%), Kalsium 440 mg (44%), Fosfor 451 mg (64%), Zat
Besi 13.44 mg (108%), Magnesium 179 mg (48%), Mangan 3.721 mg (186%), Seng 4.48
mg (45%), Kalium 977 mg (21%), Natrium 38 mg (2%).